SUARA MERDEKA JOGJA - Yogyakarta, yang dikenal sebagai kota pelajar dan budaya, juga memiliki berbagai macam kampung unik yang selalu berhasil menarik perhatian banyak orang. Salah satu kampung yang cukup unik adalah Desa Kasuran.
Desa ini terletak di Padukuhan Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Di Desa Kasuran ini, terdapat tradisi unik yang masih sangat kuat dianut oleh masyarakat setempat.
Desa Kasuran memiliki tradisi yang membuatnya berbeda dari masyarakat pada umumnya. Tradisi ini adalah larangan bagi warganya untuk tidur di atas kasur yang berbahan kapuk.
Konon, mereka yang melanggar tradisi ini akan jatuh sakit atau mendapat celaka. Cerita ini begitu melekat dalam kehidupan masyarakat Desa Kasuran.
Hal itu menjadi semacam mitos yang turun-temurun dipercaya oleh sekitar 470 kepala keluarga (KK) yang mendiami kampung tersebut.
Terdapat dua versi cerita mengenai asal mula tradisi ini. Versi pertama menyebutkan bahwa nama desa ini berasal dari kata "asor" dalam bahasa Jawa yang berarti kekalahan, merujuk kepada peperangan Pangeran Diponegoro.
Sementara versi kedua menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga pernah tidur di atas kasur kapuk dan jatuh sakit. Terlepas dari versi mana yang benar, keduanya memperlihatkan betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat Desa Kasuran.
Meski terkesan seperti mitos, tetapi beberapa warga mengaku telah merasakan dampak buruk ketika melanggar tradisi ini. Misalnya, pada tahun 1986, ada seorang petugas Brimob yang pindah tugas ke wilayah Kasuran dan mengalami sakit keras setelah tidur di atas kasur kapuk.
Mengetahui adanya tradisi ini, petugas tersebut kemudian membuang kasurnya dan tidak lagi tidur di atas kasur.
Meski begitu, warga Desa Kasuran tidak benar-benar tidur tanpa kasur. Mereka masih tidur di atas kasur, namun kasur tersebut tidak berbahan kapuk.
Hal ini ditegaskan oleh Dukuh Kasuran, Suparman, yang memahami bahwa adanya kesalahpahaman akan tradisi ini di kalangan masyarakat umum.
Kepercayaan ini bermula dari perbedaan pendapat antara Kiai Kasur dan Nyai Kasur, suami istri yang berpisah ratusan tahun lalu.
Artikel Terkait
Jumlah Pohon Beringin di Alun Alun Jogja Jadi yang Terbanyak di Indonesia: Ada Berapa? Ternyata Ini Alasannya
Ternyata 2 Kerajaan Jin di Jogja Ini Terbesar di Indonesia, Dulunya Kerja Sama dengan Kerajaan Mataram Islam
Rekomendasi PPDB 2023, Ini Daftar 10 SMA Terbaik di Yogyakarta: Nomor 1 Ternyata Masuk 11 Besar se - Indonesia
30 SMA Negeri dan Swasta Terbaik di Jogja 2023: Ada Sekolah Pak Anies hingga Bu Susi, Pak Ganjar Tak Masuk
Lorong di Jogja Ini Disebut Tembus ke Pantai Parangtritis, Lokasinya Dekat Masjid Bawah Tanah
Tengah Hutan Belantara di Jogja Ini Hanya Ditinggali Seorang Nenek 70 Tahun Sendirian, Bukan di Gunungkidul